|
| © CisabiPedia | kotornya politik identitas |
Keahlian dalam berpolitik adalah sesuatu yang perlu di asah setiap waktunya bagi para penguasa di setiap negara, selain dari menjilat.
Hal itu berguna untuk memperpanjang jabatan dan mempertahankan matapencaharian, karena mungkin di perusaahaan manapun keahlian dalam berbicara hingga mengeluarkan busa tidak akan terlalu terpakai kecuali di perusahaan tak tertulis ini.
Sah-sah saja untuk melakukan berbagai hal demi memperkuat kekuatan politiknya asalkan dikemas dengan rapi dan tidak menimbulkan perpecahan di antara para masyarakat.
Ada berbagai macam cara untuk memperkuat kekuatan politik, bisa dilakukan dengan cara membangun komunitas dan menarik simpati khalayak ramai dari kerja keras yang ditunjukan.
Ada yang bekerjasama dengan partai politik yang dominan, dan terakhir ada cara yang paling ampuh dan kotor yaitu dengan menggunakan politik identitas.
Cara Paling Ampuh Memperkuat Kekuatan Politik dengan Menggunakan Politik Identitas
Politik identitas adalah salah satu cara paling kotor dan tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan simpati dan suara masyarakat.
Cara ini juga adalah cara yang paling mudah, yaitu dengan hanya mengandalkan suku, ras, budaya, dan agama, yang menjadi mayoritas di daerah tersebut untuk menaikan elektabilitas dengan mudah dan murah.
Related Posts
Hal ini hanya berlaku bagi daerah yang memiliki tingkat kepintaran penduduk yang rendah dibandingkan dengan daerah-daerah yang lainnya.
Jangan pernah sesekali mencoba politik identitas di daerah yang memiliki tingkat kepintaran penduduk yang tinggi, itu tidak akan berguna sama sekali.
Menggunakan politik identitas juga akan membantu mengurangi biaya kampanye karena antusiasme warga terhadap suku, ras, budaya, dan agama yang sama akan sangat tinggi.
Apalagi di bumbui dengan fitnah terhadap lawan politik, hal itu akan sangat membantu untuk meningkatkan antusiasme warga.
Namun, praktik politik identitas akan menjadi pisau bermata dua bagi para masyarakat dan daerah yang menjadi objeknya. Tidak demikian bagi si pengguna politik identitas, mereka akan tetap di cintai oleh para pemujanya.
Yang menjadi korban dari politik identitas adalah pengguna praktik ini akan tetap bertangan bersih karena para pemujanya tidak akan berani untuk menyalahkannya, bahkan ketidakpuasan terhadap hasil demokrasi akan menjadi anarkis dan menyebabkan perpecahan di antara masyarakat karena masyarakat lain tidak memilih sang pujaannya yang agung.
Kotornya Politik Identitas Menjadikan Air Bersih Menjadi Air Keruh
Di setiap daerah, negara, benua, dunia, alam semesta, dan galaxy, politik identitas pada akhirnya akan menyebabkan perpecahan.
Jika pengguna politik identitas menang, maka pihak minoritas tidak akan mendapatkan kesejahteraan dan pihak mayoritas akan menjadi superior dan tak tersentuh, pada akhirnya demokrasi akan hancur apabila hal ini terjadi.
Namun jika kalah mereka akan menjadi anarkis dan tidak akan pernah mengakui kekalahannya serta akan terus menyebabkan kekacauan dengan tuduhan curang yang tak terbukti.
Dan hal tersebut tidak akan pernah selesai karena mereka akan menjadi pihak oposisi secara sukarela untuk menjelekan, menyebarkan fitnah, dan menyebarkan kebencian terhadap kinerja pemerintah yang sah dan absolut sebagai bentuk ketidakpuasan mereka terhadap junjungannya yang agung tidak terpilih.
Lalu apa yang terjadi dengan sang pengguna politik identitas? Mereka akan tetap menjadi politikus ataupun pejabat dan menikmati duit dari pajak masyarakat yang telah menjadi api.
Bukankah ini sangat kotor? Bahkan mereka tidak terkena dampaknya sama sekali, hanya masyarakat saja yang terpecah belah. Mereka masih tetap menikmati makanan enak dan mewah, duduk di mobil mahal dengan suspensi yang empuk, serta tidur tepat waktu.
Dan kita sebagai masyarakat korban politik identitas akan menjadi air dan minyak.
Sangat menyedihkan menjadi seekor manusia.